Graha Tristar

D3 MANAJEMEN PERHOTELAN DAN PARIWISATA

D3 PERHOTELAN SPESIALISASI F&B PRODUCT

D3 PERHOTELAN SPESIALISASI F&B PRODUCT

THCP JOURNAL

Erick Siahaya, GM Swiss Belinn Manyar

JALAN PANJANG BERKARIR DI PERHOTELAN, MEMOTIVASI MAHASISWA AKPAR MAJAPAHIT


Perjalanan panjang  Erick Siahaya di dunia perhotelan,  bagai lokomotif  yang mengantarnya pada posisi seperti sekarang ini.  Sebelum  dipercaya sebagai  General Manager (GM) di  Swiss Belinn Manyar Surabaya,  dia pernah bergabung di  delapan  hotel berbintang lainnya. 

Perjuangan panjang yang  inspiratif itu, dikisahkan di hadapan 23 mahasiswa Prodi D3 Perhotelan Akpar Majapahit Surabaya. Tujuannya? Ingin memotivasi  para generasi muda yang akan berkarir di dunia perhotelan.

Erick sempat berkarir di sembilan hotel. Hotel pertama adalah Shangri-La and Resorts Jakarta, sebagai sales executive selama 5 tahun 9 bulan. Kemudian tiga tahun sebagai sales manager di Hotel Hilton Jakarta.  Erick  pindah ke Melia Bali Resorts, sebagai senior sales manager. Di sana hanya bertahan 9 bulan.


“Saya pindah karena ada tawaran dari The Westin Resorts Nusa Dua Bali. Saya bertahan selama dua tahun sebagai sales juga. Dari Westin Bali, saya meloncat ke Four Seasons Hotel Jakarta. Juga sebagai sales selama dua tahun,” tutur Erick, lulusan bidang studi Hotel Management di Trisakti Tourism Academy Jakarta (1996).

Erick kemudian mengambil challenge ingin untuk  jabatan baru sebagai head of department (HOD).  Kesempatan itu di dapat dengan pindah ke Hotel Aston Palembang.  Di sana dia sebagai direktur sales yang mengepalai para sales. Saya mengabdi selama 2 tahun kemudian pindah  ke Best Western Mangga Dua Hotel.

“Di Best Western  saya sebagai direktur sales & marketing. Jadi, saya mengepalai sales dan juga menangani marketing  serta promotions. Setelah itu saya dipercaya sebagai GM di Best Western Plus Makassar Beach. Di sana saya bertahan 2 tahun, kemudian pindah ke Surabaya sebagai GM di Swiss Belinn. Sudah 9 bulan saya di sini,” ungkapnya.

HIGH SPIRITS

Di balik cerita perjalanan panjang  sampai  dipercaya  sebagai GM, Erick ingin mengatakan bahwa cintailah pekerjaanmu. Dengan mencintai pekerjaan,  maka kita tidak akan malas, tidak merasakan sebagai beban. 

“Tetapi kita akan merasakan bahwa pekerjaan itu adalah hobi. Dikerjakan dengan senang hati tanpa merasa terbebani.  Kalian sekolah di perhotelan dan setelah lulus akan bekerja di hotel. Maka kalian harus mencintai pekerjaan itu,” tekannya.


Erick mengutip beberapa kalimat bijak  Confucius, filsuf terkenal dari Tiongkok.  Di antaranya soal daya juang atau high spirits.  Gampang menyerah ketika menghadapi kesulitan atau kegagalan. 

“ Adik-adik yang masih kuliah, sedang semangat-semangatnya mencari ilmu, jika mengalami kesulitan, jangan menyerah. Jika gagal, bangkitlah. Gagal lagi, bangkit lagi. Begitu seterusnya. Tapi kebanyakan anak-anak sekarang, belum mencoba sudah menyerah,” nilainya.

Erick menutup motivasinya dengan menekankan agar mahasiswa memiliki etitut (attitude) atau sikap positif.  “Kalian, walaupun skill belum ada, masih zero experien tetapi kalian bisa andalkan etitut kalian. Sebab, ketika bekerja yang dilihat  adalah etitut. Saya  selalu mendidik semua staf saya agar menjaga  etitut,” ungkap Erick. /bahar.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer