Mahasiswa D3 Akpar Majapahit Ujian Praktik Meracik Minuman yang Mengacu pada Aspek ”Costing Beverage”
SEBANYAK
60-an orang mahasiswa terdiri dari 30 mahasiswa D3 Akpar Majapahit kelas pagi
(reguler) dan 29 mahasiswa D3 Akpar Majapahit kelas siang (crash program), Rabu (04/05/2016) mengikuti ujian praktik membuat minuman di
mini bar kampus lantai 4 Gedung Graha Tristar.
Ujian
praktik meracik minuman tersebut mengacu pada aspek Costing Beverage seperti yang telah diajarkan oleh Agus J. Mulyana,
dosen luar biasa Food & Beverage
(F&B) Product (termasuk Bartending) Akpar Majapahit.
Ujian
praktik membuat minuman itu merupakan perkuliahan hari terakhir, di mana setiap kelompok terdiri dari 5-6
mahasiswa diminta membuat dua jenis minuman). Kreasi minuman hasil racikan
mahasiswa itu nantinya yang akan dinilai dosen.
Sebelum
mengikuti ujian tersebut, mahasiswa telah diajarkan pengetahuan seputar
pembuatan minuman –non alkohol maupun alkohol—berdasarkan perhitungan penjualan
dan penentuan pasar (Costing Beverage)
melalui pendekatan Food Engineering
System. Perkuliahannya sendiri dilaksanakan pada Rabu (27/04/2016), Kamis
(28/04/2016)), Senin (02/05/2016) dan Selasa (03/05/2016) lalu.
Baik
kelas pagi (30 mahasiswa) maupun kelas siang (29 mahasiswa), masing-masing dibagi dalam lima kelompok, yang
mana setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang mahasiswa. Setiap kelompok sebelum
ujian praktik membuat minuman yang mengacu pada Costing Beverage, lebih dulu order bahan minuman di store (Toko 9), kemudian menghitung
harga dasar minuman, harga jual dan profit
margin-nya.
Ujian
praktik meracik minuman mahasiswa kelas pagi diikuti 30 orang. Mereka dibagi
dalam lima kelompok (setiap kelompok terdiri dari 6 mahasiswa). Setiap kelompok
menyodorkan nama minuman yang akan dibuat berikut bahan-bahannya.
Kelompok
1, yang terdiri dari Aditya Pratama, Dimas Miko, Willy Wijaya, Natasha L.S.,
ShellaYonatha dan Claudia Wirawan, membuat dua resep minuman beralkohol, Sangria dan Grass Hoper. Setelah menghitung harga bahan sesuai standard recipe, harga jual Sangria dipatok Rp 150 ribuan.
Tingginya
harga Sangria itu karena dipicu oleh
mahalnya harga bahan baku terutama red wine, sirup grenadine, orange shicker
dan jeruk sunkies, sedangkan harga minuman kedua, Grass Hoper, hanya dibandrol Rp 50 ribuan.
Kelompok
2, yang meliputi Leonny Alverina, Tracy Lysandra, Marcellino Arista, M. Ravi
Saputra dan Erdiansyah Amarullah, dalam ujian praktik tersebut mereka sepakat
untuk meracik dua resep minuman Raspberry Mojitos dan Firecracker Cocktail.
Setelah
menghitung harga bahan-bahannya sesuai standard recipe, diperoleh harga jual Raspberry Mojitos Rp 25 ribuan dan Firecracjker Cocktail dipatok Rp 75
ribuan. Tingginya harga Firecracker
Cocktail karena didorong oleh mahalnya harga bahan baku terutama vodka,
sirup grenadine dan blue curacao.
Sementara
itu, kelompok 3 yang terdiri atas Iqbal Rizky A., Stephanus Randy, Billy D.,
Gabriella Federica dan Jennifer dalam ujian membuat minuman kali ini
menyodorkan dua resep andalannya, yakni B-52
dan Dragon Blood yang masing masing
dibandrol Rp 120 ribuan dan Rp 110 ribuan per gelasnya.
Berikutnya
adalah kelompok 4 yang beranggotakan Fajar, Fathur, Ronald, Stephen, Ardi dan
Pande. Mereka siap meracik dua resep minuman unggulannya yakni Black Russian dan Brave Bull.
Setelah
bahan-bahannya dihitung sesuai standard
recipe, maka kelompok 4 memutuskan harga jual Black Russian sekitar Rp 100 ribuan dan Brave Bull dibandrol sekitar Rp 100 ribuan.
Tingginya
harga jual kedua minuman beralkohol tersebut karena dipengaruhi oleh mahalnya harga
bahan baku seperti kalilua, vodka dan lemon (Black Russian) serta tequila dan lemon (Brave Bull).
Sedangkan
kelompok 5 yang terdiri dari Hendy Putera, Rizky Satria, Alvian, Aulia Oldyyara
dan Wurghina bersepakat untuk meracik minuman pilihannya yakni Strawberry Gin Smash Cocktail dan Blue Coconut Cocktail.
Bahan
utama untuk membuat Strawberry Gin Smash
Cocktail adalah strawberry gin, buah strawberry dan soda, sedangkan bahan
untuk meracik Blue Coconut Cocktail
terutama adalah vodka dan blue curacao. Bahan baku yang disebutkan tersebut menentukan harga jual kedua minuman beralkohol
yang diracik mahasiswa anggota kelompok 5.
Kepada
kru www.culinarynews.info, dosen luar
biasa Food & Beverage (F&B) Product (termasuk Bartending) Akpar Majapahit Agus J. Mulyana, dalam ujian praktik
meracik minuman yang dilakukan mahasiswa D3 Akpar Majapahit ini pihaknya ingin
mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuan seputar
pembuatan minuman --non alkohol maupun beralkohol-- berdasarkan perhitungan
penjualan dan penentuan pasar (Costing
Beverage) melalui Food Engineering
System.
”Tujuan
dari praktik Costing Beverage ini
untuk mengetahui hasil penjualan minuman baik secara harian, mingguan maupun
bulanan dengan melalui standard recipe
yang sudah disiapkan formulirnya (fotokopian) oleh dosen,” terang praktisi yang sudah berpengalaman di Departemen
F&B Product sejumlah hotel berbintang
di Jawa Timur dan Bali.
Di
form standard recipe --yang dibagikan
kepada setiap mahasiswa-- ini ada kolom-kolom yang berisi tentang rincian bahan
pembuatan minuman, harga satuan bahan, metode pembuatannya, informasi gelas
yang dipakai, foto produk minuman setelah diracik, berikut rumusan perhitungan
harganya.
”Standard recipe ini merupakan resep baku
yang biasa diaplikasikan di sebuah hotel berbintang, head bartender atau bartender
yang bertanggung jawab atas operasional sebuah bar,” kata Agus yang juga
dikenal sebagai Konsultan Café & Resto ini kepada kru www.culinarynews.info di
sela mendampingi mahasiswa ujian praktik membuat minuman yang mengacu pada
aspek Costing Beverage di Mini Bar
Kampus Akpar Majapahit, Rabu (04/05/2016) pagi.
Berdasarkan
data-data yang tersaji di formulir standard
recipe itu, masing-masing kelompok mahasiswa bisa menghitung berapa harga
dasar minuman, berapa harga jual dan bagaimana menghitung profit margin-nya atas minuman yang dijualnya tersebut. Rumus untuk
menghitung profit margin juga sudah
tercantum dengan jelas di form standard
recipe sehingga informasi itu sangat membantu mahasiswa dalam Costing Beverage.
Dengan
memahami Costing Baverage, seorang bartender bisa menyajikan minuman yang
memenuhi standard recipe, harganya relatif
terjangkau sehingga memuaskan tamu yang memesan minuman di bar tersebut,
sedangkan pihak pengelola bar juga mendapatkan profit margin atas minuman yang dijual kepada tamu.
Dengan
dasar itu, maka pekerjaan bartender adalah membuat minuman sesuai orderan tamu
dan harus sesuai dengan standar perusahaan serta memberikan kepuasan kepada
tamu semaksimal mungkin.
Pasalnya,
dalam Food Engineering System, yang
telah diaplikasikan di hotel-hotel berbintang terutama hotel bintang lima,
rekayasa menu mulai pembuatan, tampilan, volume (isi), desain sampai penjualan itu
merupakan sebuah keniscayaan dan sudah termasuk dalam Standard Operation Procedure (SOP).
”Nah dengan uraian ini, saya mengajak mahasiswa
yang saat ini belajar sekaligus praktik Costing
Beverage melalui Food Engineering System semakin tahu
bagaimana kerja di industri pariwisata dan perhotelan terutama dalam
operasional sebuah bar,” terang Agus J. Mulyana.
Mua vé tại Aivivu, tham khảo
ReplyDeletevé máy bay đi Mỹ tháng nào rẻ nhất
mua vé máy bay từ mỹ về việt nam hãng eva
có chuyến bay từ nhật về việt nam chưa
vé máy bay từ đức về sài gòn
đăng ký bay từ canada về Việt Nam
giá vé máy bay hàn quốc về việt nam
các khách sạn cách ly ở quảng ninh
vé máy bay chuyên gia sang Việt Nam