Demi Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa
Akpar Majapahit Aplikasikan Individual Cooking pada Mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi Culinary
Akpar Majapahit Aplikasikan Individual Cooking pada Mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi Culinary
AKPAR
MAJAPAHIT
yang berkampus di Jl Raya Jemursari 244 Surabaya, pada Tahun Akademik
2016/2017, akan mengaplikasikan modul pembelajaran baru Individual Cooking kepada mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi
Culinary.
Rencana ini merupakan bagian dari upaya pihak
Akademik untuk terus berkreasi sekaligus meng-up date modul pembelajaran pada program studi kuliner demi
meningkatkan kompetensi mahasiswa Akpar Majapahit menyikapi trend
industri kuliner yang berkembang pesat akhir-akhir ini.
Dosen D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi
Culinary Akpar Majapahit Ari Purwanto S.St Par. MM mengemukakan hal itu, ketika
ditemui kru www.culinarynews.info di ruang kerjanya,
Selasa (13/09/2016) siang.
Pemberlakukan modul baru Individual Cooking kepada mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi
Culinary di kampus Akpar Majapahit dijadwalkan pada Tahun Akademik 2016/2017
yang akan dimulai awal Oktober 2016 mendatang.
Chef Ari Purwanto, sapaan
akrabnya, menuturkan, semangat untuk mengimplementasi modul baru di lingkungan kampus
Akpar Majapahit setelah pihaknya melakukan studi banding dengan lembaga perguruan
tinggi, kalangan dunia usaha dan praktisi bisnis kuliner di Surabaya.
Menurut chef
Ari, modul baru ini merupakan penyempurnaan dari modul standar yang sebelumnya diterapkan
dosen kepada mahasiswa. Pada modul yang lama dalam setiap kelas yang berisi16-20
mahasiswa, dibentuk 4-5 kelompok, di mana setiap kelompok anggotanya terdiri dari
4 mahasiswa.Setiap kelompok wajib membuat tiga macam masakan per harinya.
Kelemahannya ada mahasiswa yang tidak kebagian
jatah memasak, sehingga mereka hanya sekadar membantu menyiapkan bahan-bahan sebelum
praktik masak. Namun tidak sedikit mahasiswa yang hanya numpang (ndompleng) kerja temannya dalam satu tim.
Fakta ini merupakan salah satu dasar pertimbangan
kenapa pihak Akademik memberlakukan modul yang baru tersebut yakni membuat kelompok
kecil (small group) terdiri dua mahasiswa,
sehingga dalam satu kelas ada 8-10 kelompok kecil. Setiap kelompok kecil ditugasi
membuat dua macam masakan. Setiap masakan dikerjakan satu mahasiswa. ”Inilah
yang kami sebut sebagai Individual Cooking,”
tandasnya.
Ini berarti setiap mahasiswa harus bisa bekerja
sendiri tanpa bantuan teman meskipun dalam satu tim (kelompok kecil). Mereka bertanggung
jawab atas masakannya sendiri. Setelah hasil kerjanya dinilai dosen, dua masakan
tersebut bisa dibawa pulang untuk ditunjukkan kepada orang tuanya masing-masing.
Dengan demikian, orang tua bisa memonitor hasil karya putra putrinya selama kuliah.
Selain itu, untuk meningkatkan kompetisi antarmahasiswa
dalam satu kelas maupun antarkelas, pihak kampus juga menerapkan battle system. Sistem ini memungkinkan dilakukan
perlombaan antarmahasiswa di internal kelas masing-masing, juga lomba masak antarkelas
yang dihelat setiap bulan.
”Battle
system ini bertujuan untuk memacu kreativitas para mahasiswa sehingga mereka
bisa selalu tampil kompetitif baik saat masih kuliah maupun terjun di
lingkungan kerjanya masing-masing,” kata chef
Ari Purwanto.
Masih menurut chef Ari, modul baru ini bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa
D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi Culinary yang kelak terjun di masyarakat
terutama saat mereka bekerja di industri perhotelan. Modul baru ini sebelumnya juga
sudah disosialisasikan kepada kalangan dosen di lingkungan Akpar Majapahit.
Tak pelak lagi jika pengimplementasi modul baru
ini langsung disambut suka cita oleh owner
Akpar Majapahit Ir Juwono Saroso MM dan diapresiasi oleh sejumlah dosen seperti
Chef Yanuar Kadaryanto, Chef Adeline Nadia Daniel, Chef Boediono Koeswadi, Chef
Masario Wahyu Saputro, Asisten Chef Tri Setiawan.
Chef Boediono Koeswadi,
menilai modul pembelajaran baru yang diterapkan kepada mahasiswa D3 Perhotelan Konsentrasi Culinary Akpar Majapahit
beberapa bulan terakhir ini memberi dampak positif bagi dosen maupun mahasiswa karena
pihak lembaga (diwakili dosen) bisa mengetahui secara pasti hasil karya dan kreativitas
setiap mahasiswa.
Jika ada mahasiswa yang kesulitan, pihaknya bisa
langsung memberi pendampingan sekaligus mencarikan solusinya. Dengan demikian kemandirian
dan keberanian mahasiswa juga tumbuh saat dia harus praktik masak sendiri. Kepercayaan
diri mahasiswa juga meningkat saat dosen menyodorkan resep masakan yang harus dipraktikkannya
hari itu.
Selain itu, tambah chef Boediono, pada saat dihelat battle system, setiap kelompok kecil yang diadu dengan kelompok
lain dituntut untuk tetap kompak alias team
work-nya harus bagus dan senantiasa menjaga fair play (persaingan sehat).
"Nah inilah serunya modul baru yang siap diberlakukan kepada mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi Culinary Akpar Majapahit. Antusiasme mahasiswa pun meningkat karena mereka jadi semakin termotivasi untuk menampilkan kreasi terbaiknya,” ujar chef Boediono.
Kepada kru www.culinarynews.info, pekan lalu, Presdir Tristar Group Ir Juwono Saroso MM yang juga owner Akpar Majapahit sangat men-support setiap ide kreatif yang datang dari dosen maupun karyawan, termasuk usulan menerapkan modul pengajaran baru kepada mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi Culinary di lingkungan Kampus Akpar Majapahit.
Konsekuensi dari implementasi modul baru Individual Cooking tersebut, pihak Yayasan
Eka Prasetya Mandiri –pengelola Akpar Majapahit-- baru-baru ini menambah jumlah
kompor dan peralatan dapur yang dipakai untuk praktik mahasiswa, juga belanja bahan
untuk masak memasak juga meningkat sampai 50 persen dari sebelumnya.
”Namun penambahan investasi peralatan dan belanja kebutuhan praktik masak memasak mahasiswa masih tertutupi oleh kenaikan uang kuliah mahasiswa. Jadi bagi kami nggak ada masalah senyampang semuanya itu demi kebaikan lembaga, dosen dan mahasiswa sendiri,” terangnya.
”Namun penambahan investasi peralatan dan belanja kebutuhan praktik masak memasak mahasiswa masih tertutupi oleh kenaikan uang kuliah mahasiswa. Jadi bagi kami nggak ada masalah senyampang semuanya itu demi kebaikan lembaga, dosen dan mahasiswa sendiri,” terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya optimistis jika
modul baru Individual Cooking yang
akan diberlakukan kepada mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Konsentrasi Culinary per
Oktober 2016 mendatang, memberikan dampak positif bagi lulusannya kelak jika
mereka bekerja di industri perhotelan.
”Pasalnya, masing-masing personel selain bisa bekerja sendiri (individu) secara mandiri, juga siap bekerja sama secara tim (team work) di lingkungan kerjanya,” pungkas Juwono, di sela-sela kesibukannya menerima tamu Dr Hassan Oetomo, Ketua Yayasan Mentari Kasih di ruang kerjanya, Rabu (07/09/2016) siang.
”Pasalnya, masing-masing personel selain bisa bekerja sendiri (individu) secara mandiri, juga siap bekerja sama secara tim (team work) di lingkungan kerjanya,” pungkas Juwono, di sela-sela kesibukannya menerima tamu Dr Hassan Oetomo, Ketua Yayasan Mentari Kasih di ruang kerjanya, Rabu (07/09/2016) siang.
Great Article. Thank you for sharing! Really an awesome post for every one.
ReplyDeleteProject Centers in Chennai
JavaScript Training in Chennai
Final Year Project Domains for IT
JavaScript Training in Chennai